By. Naila Kamaliya
Angan, siapa yang tak kenal dia? setiap orang pasti mengenalnya, pun memilikinya. Pejabat, DPR, caleg, guru, dosen, mahasiswa, pengusaha kelas Aburizal Bakrie sampai pedagang cilok-pun pasti memiliki seuntai angan yang entah masih bergantung lepas diatas khayalan atau sudah bersanding dengan kenyataan. Sebagai seorang mahasiswa sayapun suka bermain dengan angan,namun tak sekedar memainkannya ditengah awan khayalan, saya mencoba memainkannya didunia manusia, dunianya realita dan kenyataan. Menggiring angan pada gerbang realita memang tak semudah memainkannya didunia khayalan, angan tak ingin sendiri dia menginginkan sahabat-sahabat karibnya tuk menemani dia.
Saat itu matahari sudah berganti dengan bulan, semilir angin dan seorang sahabat mengajakku menuju warung kopi yang lokasinya tak jauh dari tempat tinggal sementara saya selagi studi di kampus tercinta UIN Malang sebut saja dengan kos-kosan hehe. V coffee adalah sebutan dari warung itu disana saya bertemu sahabat dari sahabat saya dia adalah salah satu pendidik difakultas tempat saya belajar yaitu fakultas psikologi, suasana malam yang bergelut dengan rasa ingin tahu tentang dirinya akhirnya saya memutuskan untuk sedikit membuka pembicaraan kecil dengan dia, banyak informasi yang saya peroleh salah satunya adalah tentang PLC (Psychology Learning Club) yang merupakan komunitas belajar di fakultas psikologi dan baru saja didirikan sekitar 1 minggu sebelum saya bertemu dengannya “PLC sekarang sedang menggarap abstract untuk dikirimkan ke Solo” cletuk beliau, namun entah bagaimana dan mengapa saya sangat tertarik dengan cletukan beliau sampai pada akhirnya beliau menyarankan saya untuk menghubungi mbak Lolita, Lolita adalah kakak tingkat saya difakultas psikologi.
Suggest accepted! Keesokan harinya saya langsung menghubungi mbak Lolita dan dengan segala respon positifnya akhirnya saya ikut kumpul rutinan PLC selagi tidak ada jadwal yang bentrok dengan kegiatan akademik. Ternyata teman-teman disana sedang menyempurnakan abstractnya, guess what?! Saya belum siap dan belum punya partner untuk membuat abstract. Hari itu setelah berkumpul dengan PLCers saya bergegas untuk memasuki kelas bahasa Inggris dengan otak yang masih memikirkan abstract dan seorang partner. Well, I’ve an idea! Saya mencari dan akhirnya menemukan seseorang yang saya rasa cocok sebagai partner selain dia pintar dalam berbahasa Inggris dia juga anak yang rajin dan cerdas, dengan segala daya dan semangat saya mencoba menjelaskan tentang PLC dan agenda PLC, Lucky Me! I found a partner named Wiwin Imanuha. Tak berhenti pada penemuan seorang partner namun lebih jauh lagi, saya harus menemukan subject, serta judul penelitian dengan deadline esok hari! Segala rutinitas disiang haripun telah usai, saat malam hari tiba saya langsung bergegas menemui sahabat saya untuk sekedar sharing tentang penelitian yang akan saya ambil, setelah berdiskusi dari jam 19.00-23.00 akhirnya saya menemukan sebongkah pencerahan, saya menemukan judul dan sekaligus membuat abstraknya dimalam itu juga, the title is “Effect of Tahlilan to The Elderly Well-Being”.
It’s bed time! Tapi anehnya mata dan otak tak berkompromi dengan tubuh yang sudah lelah beraktivitas, otakku terkerumuni oleh angan yang menginginkan sahabat-sahabatnya untuk mendampingi dia didunia nyata dan yang akan menjadikannya realita. Tapi siapa sahabat anganku? Siapa dia? Aku ingin segera menemukannya, karna anganku tak mau membuat dirinya menjadi realita jika tak ada sahabat-sahabatnya. Rawr! Ingin rasanya ku menemukannya! Rasa ingin tahu yang bertubi-tubi membuatku lelah berpikir dan akhirnya terlelap seketika itu juga. “Nai, Banguun!!!” teriakan teman satu ranjangku itu memeberi pertanda bahwa hari sudah pagi, waktunya beraktifitas kembali dan pagi ini saya memutuskan untuk koordinasi kecil dengan partner baruku, asiiiik! Dengan segala pengertian tentang judul yang kita ambil akhirnya kita sama-sama mencari referensi untuk menunjang penelitian sebelum dikonsultasikan kedosen pengampu penelitian kita yakni bapak dosen ter-unyu, friendly, and easy going siapa lagi kalau bukan Bpk. Yusuf Ratu Agung, MA (hehehe)
Terik matahari dan panasnya kota Malang tak menghalangiku pun juga dengan partnerku untuk melangkah kedepan demi angan kita, angan tuk segera menyelesaikan penelitian, berangkat ke solo dan dengan bangga membawa nama baik almamater mempresentasikan hasil penelitian yang kita buat juga bertemu peneliti-peneliti dari berbagai negara dan universitas papan atas di Indonesia, stop! Cukup sudah aku tak mau teringat anganku yang belum menemukan sahabatnya. Huuuh.. lagi lagi teringat akan anganku itu, angan yang inginkan sahabat tuk membuatnya real. Dan sampai saat ini aku belum menemukan sahabatnya. Cuuuuss siang itu juga kita meluncur ke dosen pembimbing kita, beliau memberi saran untuk mencari skala Social Well-Being bagi lansia agar mempermudah penelitian yang kita lakukan, tak hanya itu proposal penelitian harus segera dikumpulkan dua hari setelah kita konsultasi. Huuuuuuuuh hembusan nafas datang dari rongga pernapasanku juga partnerku, semua sumber baik buku maupun internet telah kita jelajahi namun tak menemukan skala Social Well-Being, akhirnya saya mengambil keputusan untuk membuat skala sendiri. Cobaanpun menerjang semangat kita untuk menyelesaikan penelitian ini, bagaimana tidak? Disaat kita meneliti ujian akhir semester juga sedang berlangsung, jadi mau tidak mau bisa tidak bisa kita harus berbagi focus dengan UAS namun pada kenyataannya aku tak bisa, semangatku meneliti mulai terhapus dengan rangkaian jadwal uas dan kegiatanku diorganisasi lain dan sampai pada akhirnya penelitianku harus sampai pada tinjauan teoritik saja.
Holiday’s comiiiingg!! Seperti biasa, awal liburan adalah liburan yang dag dig dug, bagaimana tidak? Semua hasil belajar dibangku perkuliahan akan muncul diawal liburan ini. Tapi ada yang lebih mencekram daripada hanya sekedar nilai, aku kehilangan semangatku, aku melupakan penelitianku, aku melupakan segenap kegiatan diorganisasiku yang harusnya ada tenagaku didalamnya, dan mereka memerlukan tenagaku. Disetiap malamku aku selalu memikirkan hal-hal itu, mereka mengusik malam-malamku, sampai pada akhirnyaa aku kehilangan anganku.. tidaaak!! Mengapa bagini? Kemarin anganku masih ada, namun dia inginkan sahabat untuk mendampinginya, tapi aku gagal mencari sahabatnya, sekarang anganku pergi meninggalkanku. Aku harus berlari, setidaknya berteriak untuk menghentikan langkahnya.
Kicauan burung, suara ayam berkokok, dan udara yang sejuk adalah ciri khas desaku untuk menandakan bahwa mentari pagi sudah siap menyapa seluruh mahluk, tak terkecuali mahluk yang kehilangan angan dan semangatnya seperti saya. Dengan segenap kearifan suasana dipagi hari itu, saya mengumpulkan bongkahan semangat yang telah hilang. Well done! Saya merasakan semangat itu kembali, tak sekedar semangat namun lebih pada perilaku konkrit untuk menjadikan anganku realita, apa? angan? Welcome! Dia kembali lagi. Tapi yang tetap menjadi permasalahan adalah, siapa yang diinginkan anganku tuk mendampinginya agar dia menjadi realita? Siapa sahabat yang sering disebutnya? Entah. Hari ini adalah H-1 untuk kegiatan yang akan dilaksanakan organisasiku, aku harus bergegas! Memastikan segala persiapan harus sudah beres, peserta sudah lengkap, pemateri sudah siap, dan segala kebutuhan logistik yang diperlukan waktu hari H harus sudah ada. Dan tak lupa dengan penelitianku, hari itu juga aku membuat skala sebanyak 25 aitem seketika itu juga meluncur ke kantor kelurahan untuk meminta data seluruh lansia yang ada di Desa Sumberpucung. Keesokan harinya saya menguji coba skala dengan menyebarkannyanya ke wilayah Sumberpucung tepatnya di RT.05, berbagai kesulitan saya temui pasalnya subject penelitian ini adalah orang-orang lansia mereka sulit membaca dan tugas saya adalah harus membacakan kuisionernya sampai subject saya memahami maksud dari setiap aitem yang saya buat dilanjutkan dengan penghitungan dan uji reabilitas, finally ada 6 aitem yang gugur dan 19 aitem fix untuk penyebaran skala selanjutnya.
Selesai sudah tugas pertama saya pada hari ini, tugas kedua saya adalah melancarkan kegiatan dari organisasi saya yang kebetulan bertempat di Sumberpucung tepatnya di Pesantren Rakyat Al-Amin. Pukul 15.00 sahabat-sahabat peserta dan pemateri tiba dilokasi, saya bertugas mendampingi mereka serta mengarahkan segala keperluan untuk empat hari kedepan, sayangnya saya tak bisa mengikuti sampai akhir acara karna pada tanggal 9 saya harus sudah berangkat ke Solo serta mempersiapkan segala keperluan dan kebutuhan, tapi setidaknya saya ikut andil dan bertanggung jawab dalam kegiatan ini hehe. Disana tepatnya dilokasi pelaksanaan kegiatan saya bersama sahabat-sahabat yang lain berjaga hingga dini hari sembari saya menulis kelanjutan untuk penelitian saya yang memasuki tahap metodelogi penelitian. Tak berhenti disitu perjuangan saya berlanjut dengan menyebarkan skala yang sudah diuji reabilitasnya, uji skala selanjutnya bertempat ditempat yang sama yakni Sumberpucung namun kali ini berada di RT.04 kendalanya sama dengan penyebaran skala sebelumnya yakni pemahaman subject tentang aitem-aitemnya, sekali lagi saya harus memahamkan mereka.
Dengan keseluruhan hasil yang saya peroleh saya memutuskuan untuk kembali kekota tempat saya menimba ilmu, kota Malang tempatnya dan tepatnya di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang sepanjang sejarah merupakan universitas yang memiliki nama terpanjang dikota Malang dan sepertinya diseluruh Indonesia hehe. Setiba disana saya bertemu dengan partner saya dan mendiskusikan hasil dari masing-masing tugas yang sudah kita bagi sebelumnya, tak lupa juga mendiskusikannya dengan dosen pembimbing kita Bpk Yusuf Ratu Agung,MA setelah itu kita memutuskan untuk pulang, saya pulang ke kos dan partner saya pulang ke pondok untuk sekedar berlatih agar presentasi yang kita bawakan tidak mengecewakan dan menuai hasil yang memuaskan.
Hari yang dinanti-nantipun tiba, hari itu adalah hari kamis 9 Januari 2013 dimana segenap kontingen khususnya PLCers berangkat menuju kota tujuan. Solo adalah tujuan utama kita, dikota itulah kita akan mempresentasikan seluruh hasil dari segala usaha dan jerih payah kita didepan kontingen-kontingen Asian Association of Indigenous and Cultural Psychology (AAICP) Conference. Semangat yang berkobar mendampingi setiap kontingen Fakultas psikologi UIN MMI Malang yang siap beradu intelektual. Hari itu seluruh kontingen UIN MMI Malang diharuskan berkumpul digedung fakultas psikologi tepat pukul 16.00 guna melakukan gladi bersih dan brefing tapi sayangnya tradisi Indonesia masih melekat pada diri mahasiswa dan dosennya, tradisi itu tidak lain dan tidak bukan adalah Ngaret hehe seiring tradisi yang melekat waktupun ngaret sampai sekitar 19.30 para kontingen baru menaiki mobil masing-masing yang berjumlah empat mobil, dengan mengucap basmallah dan demi mengharap ilmu yang manfaat serta ridha Allah akhirnya kita meluncur ke kota Solo, dan dalam perjalanan saya tak banyak melakukan aktifitas, tau-tau Jumat pagi sekitar jam 06.30 saya sudah sampai dikota Solo tepatnya di Surakarta (hehe) dan rombongan dimobil yang saya naiki ternyata tertinggal oleh rombongan mobil yang lainnya terpaksa kita berputar-putar kota Solo sejenak untuk mencari kediaman Ibu Yulia Solichatun sebagai tempat singgah sementara kami selama di Solo, satu jam genap berlalu setelah kita berputar kota Surakarta akhirnya kita menemukan kediaman Ibu Yulia, senyuman dan sapaan manis beliau menyambut kami yang masih lusuh dan acak-acakan, maklum belum mandi hehe.
Tak perlu menunggu waktu lagi kita segera bergegas untuk membersihkan diri sembari mengisi daya alias ngecharge Hand Phone yang sudah lama mati. Air di Solo ternyata tak sesegar air di Malang meskipun sudah mandi badan masih tetap saja gerah hehe setelah semua ready kontingen UIN MMI Malang langsung meluncur ke Graha Solo tempat dimana Asian Association of Indigenous and Cultural Psychology (AAICP) Conference berlangsung, sesampainya disana sambutan dan senyuman panitia seolah melepas lelah perjalanan panjang kami sembari memberikan sebuah tas yang berisi buku abstract, buku schedule, block note, id card, pena, dan sedikit selebaran selayang pandang kota Solo, antusiasme panitia menggiring kami kelantai tiga gedung Graha Solo yaitu tempat dimana Workshop dari profesor-profesor dari penjuru Asia mempresentasikan abstractnya masing-masing, diantaranya adalah; Prof. Alpana dari India, Prof. Akira Tsuda dari Kurume University-Jepang, dll.
Jam tangan manunjukkan pukul 11.30 pertanda workshop telah berakhir dan dilanjutkan Lunch serta memberi kesempatan bagi kontingen muslim untuk melaksanakan ibadah sholat Jumat. Sembari menunggu waktu saya dan partner saya Wiwin sedikit melakukan pemanasan diluar gedung agar presentasi pada jam 15.30 nanti tak mengecewakan, beberapa menit setelah latihan ternyata panasnya kota Surakarta membuat kami kembali memasuki gedung Graha Solo dan ikut serta menyaksikan presentasi dari beberapa teman kami yang mendapat giliran saat itu baik oral presentation maupun poster presentation, oral presentation adalah presentasi dengan media power point yang dilakukan diruangan tertentu dan dihadiri oleh kontingen dari universitas dan Negara lain, berbeda dengan poster presentation yang pelaksanaannya berada di outdoor dengan media poster. Tak terasa it’s time to coffee break itu artinya waktu untuk saya presentasi semakin dekat! Setelah menyantap kue dan kopi para kontingen UIN MMI Malang menyempatkan untuk berfoto didepan banner AAICP hehe but its 15.30 o’clock! Saya beserta partner menuju ruangan dilantai dua untuk mempresentasikan abstrak yang telah kita buat dengan penuh perjuangan (lebay dikit) hehe “The Third presentation will be presented by Naila Kamaliya” said the chair, waw it’s our time dude! Dengan kepercayaan diri yang sudah terkumpul akhirnya saya dengan partner saya mempresentasikan hasil kami under the title “Effect of Tahlilah To The Elderly Well-being” setelah berhasil dipresentasikan sekarang waktunya untuk sesi tanya jawab, banyak pertanyaan yang membangun dan para audience sangat antusias dengan penelitian kami, mereka banyak memberi masukan demi perbaikan penelitian kami kedepannya, thangyouu so much. Setelah semua kontingen diruangan itu mempresentasikan masing-masing abstractnya tiba saatnya penyerahan serifikat As presenter kepada masing-masing kontingen yang telah sukses menjadi presenter dari abstraknya, congratulation to us!
Tak terasa warna langit yang cerah mulai memudar bergantikan kegelapan malam, itu artinya kita tak lagi ditemani sang mentari, bulan dan bintanglah yang akan menemani malam-malam kita dikota ini. Malam mulai larut waktu makan malampun sudah kita lewatkan namun kita tak bisa langsung pulang kekediaman Ibu Yulia karena mobil yang tadi mengantar kami masih akan datang menjemput kita pukul 21.00 nanti. Sambil menyelam minum air, sambil menunggu mobil kita memutuskan jalan-jalan kesamping keraton Solo yang kebetulan ada bazar dan semacam pasar malam disana. Puas berjalan-jalan aku dengan sahabat-sahabatku Fira dan Wiwin memutuskan kembali ke Graha Solo meskipun sempat kesasar dan harus berjalan memutari keraton haha beruntung disana sudah banyak kakak-kakak yang sudah ready untuk kembali kepenginapan, akhirnya dengan beberapa orang yang sudah ada kita bergegas kembali terlebih dahulu didampingi dengan Mas Jemmy dan Pak Anwar Fuady a.k.a Pak Aan. “Happy Birthday Pak Aan, Traktiraaaan!!” teriak teman-teman satu mobil, ternyata hari itu Pak Aan ulang tahun dan dengan baik hati beliau menraktir kami di angkringan dekat kediaman Ibu Yulia, yang lain jangan iri yaa! Lain kali pak Aan ditagih lagi aja haha. Tak perlu berlama-lama karena memang kondisi tubuh yang menginginkan istirahat dengan dalih esok hari masih ada rangkaian aktifitas yang perlu diikuti sehingga kita melejit pulang kekediaman Ibu Yulia untuk bersih diri dan bercumbu dengan mimpi.
Lalu apa kabar anganku? Perlahan dia membisikkan sesuatu, dia mulai membuka celah misteri yang selama ini kucari hmm sedikit lagi aku akan menemukannya, menemukan sahabatnya yang menjadikan anganku realita. Alarm saling berbunyi dan saut menyaut dipagi hari, pertanda kita harus bergegas bangun dan mempersiapkan diri untuk beraktifitas kembali. Setelah bersih diri Ibu Yulia yang baik hati telah mempersiapkan teh hangat dan sarapan khas Solo untuk kita, yummy! It’s delicious thangyouu miss. Tak terasa hari itu Sabtu 10 Januari 2014 merupakan hari terakhir kami dikota Surakarta, kamipun segera mengemas barang-barang untuk dibawa pulang, dan mobil sudah datang waktunya kami menuju mobil dan kembali ke graha Solo. Eits tapi sebelum kesana kami memutuskan untuk berbelanja dulu hehe
Setelah mobil sudah diparkir rapi dihalaman Graha Solo kamipun menuntaskan niat kami untuk berbelanja. Saya dan teman-teman yang lain memutuskan berbelanja di Pasar Grosir Solo (PGS) yang letaknya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Waktu makan siangpun tiba, saatnya kembali ke Graha Solo untuk menyaksikan teman-teman yang akan mempresentasikan posternya dan tentunya untuk makan siang juga, sebelum makan saya dan mantan presiden DEMA-F Psikologi sebut saja dengan mas jeki melakukan sedikit pembicaraan dengan mahasiswa UNS selaku panitia AAICP yang ke 5 ini, ternyata seluruh kepanitian AAICP ini dihandle oleh mahasiswa psikologi Universitas Sebelas Maret (UNS) dan tak sembarang orang bisa menjadi panitia ajang internasional ini, mereka harus melakukan interview dahulu kepada ketua pelaksana acara ini yaitu salah satu dosen di UNS, setelah lolos tes interview barudeh mereka bisa menjadi panitia 5th AAICP conference ini. Tak lama berbincang saya beralih posisi untuk melihat presentasi poster dari kontingen UIN MMI Malang, sayangnya saya hanya bisa berdiam diri dengan teman-teman yang lain dikarenakan mata kiri saya yang semakin membengkak karena sengatan hewan yang sampai saat ini masih belum diketahui jenis hewan apa yang menyengat mata saya -_- tapi saya ikut senang melihat teman-teman menjalin komunikasi dari kontingen lain seperti kontingen dari UGM, UNDIP, Paramadina,UIN Riau, dan kontingen dari universitas luar negeri dan tak disangka-sangka banyak pujian yang terlontar untuk kontingen UIN MMI Malang, so excited and gargerous!
Teka-teki itu mulai terbongkar, semakin aku melalui hari-hariku semakin pula aku mengetahui maksut dari anganku, aku semakin memahami siapa yang diinginkan anganku untuk mendampinginya agar dirinya menjadi realita, semakin aku merajut cerita-cerita kehidupan semakin pula aku mengerti tujuan berangan-angan. Ternyata selama ini aku telah mengenalnya, dan kadang juga bersamanya, dia adalah “semangat”, “usaha”, dan “doa” angan tak akan mencapai eksistensinya jika tak ada semangat, usaha, dan doa. Angan tak akan menjadi realita jika kamu hanya berdiam diri tanpa progresifitas yang nyata. Angan akan tetap bergantung di awan khayalan jika kamu kehilangan salah satu aspek dari ketiga teman baiknya yang bernama semangat, usaha, dan doa. So if you wanna your dream tobe a reality, keep on spirit, keep on effort, keep on pray!
Perjalanan yang cukup panjang bukan? Setelah dua hari menjelajahi kota Solo sekarang waktunya kembali ke kota Malang tercinta, disela-sela perjalanan kita juga wisata kuliner loh! Kuliner sesi pertama adalah masakan padang restoran Mentari Pagi dan dilanjutkan pecel tumpang Kediri pada keesokan harinya, tidak hanya itu sesampainya di Pujon rombongan kami mampir ke wisata pemandian air hangat “Cangar” tapi sayangnya saya harus pulang terlebih dahulu dengan mbak Chusna dan mas Jeki karena kondisi mata saya yang tidak memungkinkan.
Akhir kata, teruslah berangan-angan! Tapi jangan lupa anganmu tak akan mencapai eksistensinya jika tak bersahabat dengan semangat, usaha, dan doa. Cogito Ergo Sum –Rene Descartes