Arsip Tag: psikologi

Pendampingan Remaja, Butuh Kontribusi Yang Nyata

By. Naila Kamaliya

Dalam hidup masa adalah hal yang selalu mendampingi kita, masa yang akan membawa kita pada banyak perubahan, masa juga mengiringi kita selagi tumbuh dan perkembang. Menjadi remaja adalah suatu pencapaian masa pada titik tengah diantara masa anak-anak dan masa dewasa, remaja merupakan masa dimana manusia menjadi setengah anak-anak pun juga setengan dewasa, mengapa demikian? Karena masa remaja atau adolescence adalah masa tumbuh kembang manusia yang mengarah pada kematangan. Kematangan yang dimaksud bukan hanya pada kematangan fisik saja, namun kematangan sosial dan kematangan psikologis. Pada masa remaja tersebut terjadilah suatu perubahan organ-organ fisik secara cepat, dan perubahan tersebut dirasa tidak seimbang dengan perubahan kejiwaannya (mental emosional). Terjadinya perubahan besar ini secara tak sadar membingungkan remaja yang mengalaminya belum lagi organ seksual atau alat-lat reproduksi yang semakin menunjukkan kematangannya.

Sebelum menjadi tua atau dewasa tentu kita pernah menjalani masa-masa remaja ini bukan? Lalu apa yang anda rasakan saat mengalami masa remaja? Nakal, ingin mencoba segala sesuatu, jauh dengan orang tua dan lebih nyaman dengan teman sebaya? Ya, itu memang karakteristik dari perkembangan dimasa remaja, untuk itu remaja memerlukan pengertian, bimbingan dan dukungan dari lingkungan sekitarnya, agar dalam sistem perubahan tersebut terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sehat sedemikian rupa sehingga kelak remaja tersebut menjadi manusia dewasa yang sehat secara jasmani, rohani, dan sosial. Tak hanya itu remaja juga memerlukan perhatian khusus terkait dengan seksualitas agar tak timbul dorongan-dorongan seksual yang tidak sehat sehingga menimbulkan perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab.

Pada masa libur yang berbahagia ini, saya dengan saudara saya berniat untuk mengadakan sosialisasi dan pendampingan pendidikan seks untuk remaja dilingkungan sekitar tempat tinggal saya. Ternyata tak semudah yang dibayangkan, untuk mengumpulkan remaja yang tinggal dalam lingkup rukun tetangga yang sama ternyata membutuhkan tenaga dan pengertian yang menarik agar remaja bisa berantusias mengikuti kegiatan yang akan kami lakukan di hari Sabtu, 10 Januari 2014 tepatnya pada pukul 18.15 atau sebut saja dengan malam minggu. Setelah menjaring komunikasi dengan seluruh remaja yang ada di RT.04 ternyata hanya delapan dari 20 remaja saja yang antusias dengan acara yang kami selenggarakan, dengan tempat seadanya yaitu dipendopo halaman rumah saudara saya dan tanpa patah semangat kami menyambut mereka dengan senang hati. Sebelum memulai acara sharing dan diskusi bersama ini, terlebih dahulu saya menanyakan pada remaja-remaja yang sudah hadir mengenai teman-temannya yang urung datang mengikuti acara ini, ternyata mereka memiliki berbagai alasan yang berbeda-beda diantaranya adalah, mereka sibuk malamingguan, kumpul bareng teman sebaya atau gangya, belajar, malas, dan banyak alasan yang terlontar. Oke, dengan orang-orang yang ada kami-pun memberikan stimulus-stimulus untuk memancing pengetahuan mereka mengenai remaja dan seksualitasnya, yang dilanjutkan dengan sharing bersama dan kami selaku fasilitator tak lupa memberikan pengetahuan, pandangan, serata pendampingan agar para remaja khususnya remaja didesa kami tumbuh menjadi remaja yang sehat jasamani, rohani, dan sosial dengan menitik beratkan pada pandangan bahwa organ-organ reproduksi mereka sudah berfungsi dengan baik yang harus digunakan dengan baik pula karena jika tidak, akan menimbulkan resiko yang berbahaya baik resiko kesehatan maupun resiko sosial.

Pertanyaan-pertanyaanpun timbul seiring kami membawa jalannya sharing dan diskusi bersama pada malam itu, salah satu remaja yang bernama Tutut kelas XI SMA melontarkan pertanyaan “Mbak, bagaimana cara kita mengendalikan diri agar tidak terbawa teman-teman yang nakal?” tak hanya itu, pertanyaan selanjutnya datang dari Yunita kelas X SMA “Mbak, teman-teman saya lebih suka kumpul dengan gang motor dan hardcorenya daripada ikut kegiatan sosial masyarakat, lalu bagaimana cara menarik mereka agar para remaja tidak terjerumus pada hal-hal yang tidak bermanfaat?”. Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan dari remaja putra “Lalu bagaimana dengan remaja yang lupa dengan ibadah dan lebih mementingkan belajarnya, apa itu salah mbak? Karna banyak teman saya yang tak bisa membagi waktu antara mengaji dan belajarnya?!” Celetuk Yoga kelas XI SMK. Wooow ternyata menghadapi problem dan masalah dimasyarakat tak semudah belajar teori dikelas perkuliahan, kamipun mencoba memberi pengertian tentang membangun konsep diri yang positif agar mereka mempunyai perisai yang tujuannya mengarahkan mereka pada hal-hal yang positif pula, tak lupa kampipun memberi pandangan tentang akibat yang intinya bila mereka berperilaku negatif maka diri merekalah yang menimpa akibatnya.

Setelah 1,5 jam berlalu, sharing dan diskusi malam ini kita akhiri dengan doa dan sedikit pengumuman untuk mengimbau para remaja agar mngikuti seminar “Menjaga Kemurnian Hati dengan Mengenal Seks” yang akan dilaksanakan esok hari jam 08.00 di Aula SMEA PGRI Sumberpucung dan kebetulan acara ini diselenggarakan oleh kerjasama IPNU Sumberpucung dengan PMII Rayon “Perjuangan” Ibnu Aqil Kota Malang, disini saya sedikit menyimpulkan keadaan remaja saat ini terutama remaja ditempat tinggal saya. Mereka lebih tertuju pada kegiatan-kegiatan hedonis yang sifatnya mengarah pada penyiaan waktu pada hal yang tak bermanfaat, dan ada juga yang cenderung mementingkan kegiatan formal seperti sekolah, mengerjakan PR, bimbingan belajar, dan menafikkan kegiatan yang berbau religi serta sosial. Sambil menggumam dalam hati “apa waktu remaja dulu saya seperti ini yaa..” hehe, dan keesokan harinya kita berangkat bersama-sama untuk mengikuti seminar yang kami maksutkan pada pertemuan malam kemarin.

Sekali lagi, tak semudah mempelajari teori yang ada dibangku perkuliahan, ternyata untuk mengasasmen problematika yang ada dimasyarakat kita perlu memahami dan mengetahui apa yang menjadi kebutuhan masyarakat itu sendiri. Bangku kuliah hanyalah bekal untuk melangkah menuju dunia yang sesungguhnya, dunia yang bergelut dengan masyarakat dengan seluruh kerumitannya. Untuk itu kontribusi nyata sangatlah dibutuhkan oleh masyarakat utamanya kontribusi kita sebagai kaum terpelajar dan berilmu, bolehlah kita menimba ilmu sejauh mungkin, tapi jangan lupakan daerah asal tempat tinggalmu yang sesungguhnya masih membutuhkan pikiran serta tenagamu.

Foto diambil seusai seminar, semoga masih terlihat seumuran ya hehe
Foto diambil seusai seminar, semoga masih terlihat seumuran ya hehe